Untuk membina dan mengembangkan minat dan bakat siswa tidak bisa
terlepas dari pembinaan dan kemampuan yang dimiliki siswa. Sebab, untuk
menjadi siswa yang memiliki minat dan bakat, tentunya harus mampu melihat
minat dan bakat pada diri siswa tersebut. Oleh karena itu, kita harus dapat
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat dan bakat siswa, yaitu:
a. Faktor intern
1) Faktor kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap
minat dan bakat siswa, bila seseorang kesehatannya terganggu
misalkan sakit pilek, demam, pusing, batuk dan sebagainya, dapat
mengakibatkan cepat lelah, tidak bergairah dan tidak bersemangat
untuk melakukan aktivitas. Demikian halnya jika kesehatan rohani (Jiwa) seseorang kurang baik, misalnya mengalami perasaan kecewa
karena putus cinta atau sebab lainnya, ini bisa mengganggu atau
mengurangi semangat. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat
penting bagi setiap orang, baik fisik maupun mental, agar badan tetap
kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan
kegiatan belajar.
2) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat tubuh seperti buta, tuli, patah
kaki, lumpuh dan sebagainya bisa mempengaruhi minat, siswa yang
cacat minat dan bakatnya juga terganggu. Sebenarnya jika hal ini
terjadi hendaknya anak atau siswa tersebut dilembagakan pendidikan
khusus supaya dapat menghindari atau mengurangi kecacatannya itu.
3) Faktor psikologis
- Perhatian
Untuk mencapai hasil minat dan bakat yang baik, maka siswa
harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya,
jika bahan atau materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa,
maka minat dan bakat yang timbul pun akan rendah, jika begitu
akan timbul kebosanan, siswa tidak bergairah, dan bisa jadi siswa
tidak lagi suka dengan bahan yang dipelajarinya. Agar siswa
berminat dan berbakat, usahakanlah bahan atau materi pelajaran
selalu menarik perhatian, salah satunya usaha tersebut adalah
dengan menggunakan variasi gaya mengajar yang sesuai dan tepat
dengan materi pelajaran.
- Kesiapan
Kesiapan menurut James Drever adalah, Prepanednesto Respond
or Reach. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan response
atau bereaksi kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti
kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu
diperhatikan dalam proses belajar mengajar, seperti halnya jika
kita mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang baru duduk di
bangku sekolah menengah, anak tersebut tidak akan mampu
memahami atau menerimanya. Ini disebabkan pertumbuhan
mentalnya belum matang untuk menerima pelajaran tersebut. Jadi
menganjurkan sesuatu itu berhasil jika tarif pertumbuhan pribadi
telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya
telah matang untuk menerima karena jika siswa atau anak yang
belajar itu sudah ada kesiapan, maka hasil minat dan bakatnya
itupun akan lebih baik dari pada anak yang belum ada kesiapan.
- Bakat atau intelegensi
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar,
misalkan orang berbakat menyanyi, suara, nada lagunya terdengar lebih merdu disbanding dengan orang yang tidak berbakat
menyanyi. Bakat bias mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran
yang dipelajari siswa sesuai dengan bakat, maka siswa akan
berminat terhadap pelajaran tersebut, begitu juga intelegensi, orang
yang memiliki intelegensi (IQ) tinggi, umumnya mudah belajar
dan hasilnyapun cenderung baik, sebaliknya jika seseorang yang
“IQ” nya rendah akan mengalami kesukaran dalam belajar. Jadi
kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap minat
belajar dan keberhasilan belajar. Bila seseorang memiliki
intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari,
maka proses belajarnya akan lancar dan sukses disbanding dengan
orang yang memiliki “IQ” rendah dan berbakat, kedua aspek
tersebut hendaknya seimbang, agar tercapai tujuan yang hendak
dicapai.
b. Faktor ekstern
1) Faktor keluarga
Minat dan bakat siswa bisa dipengaruhi oleh keluarga seperti cara
orang tua mendidik, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga.
Akan diuraikan sebagai berikut:
a) Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya
terhadap belajar anak. Hal ini dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo yang menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang
pertama dan utama. Jika orang tua tidak memperhatikan
pendidikan anaknya (acuh tak acuh terhadap belajar anaknya)
seperti tidak mengatur waktu belajar, tidak melengkapi alat
belajarnya dan tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau
tidak, semua ini berpengaruh pada semangat belajar anaknya, bias
jadi anaknya tersebut malas dan tidak bersemangat belajar. Hasil
yang didapatkannya pun tidak memuaskan bahkan mungkin gagal
dalam studinya. Mendidik anak tidak baik jika terlalu dimanjakan
dan juga tidak baik jika mendidik terlalu keras. Untuk itu, perlu
adanya bimbingan dan penyuluhan yang tentunya melibatkan
orang tua, yang sangat berperan penting akan keberhasilan
bimbingan tersebut.
b) Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan adalah situasi atau kejadian-kejadian
yang sering terjadi di dalam keluarga, dimana anak berada dan
belajar. Suasana rumah yang gaduh, ramai dan semrawut tidak
memberi ketenangan kepada anaknya yang belajar. Biasanya ini
terjadi pada keluarga yang besar dan terlalu banyak penghuninya,
suasana rumah yang tegang, ribut, sering cekcok, bias
menyebabkan anak bosan di rumah, dan sulit berkonsentrasi dalam
belajarnya.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2173712-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-minat/#ixzz1wG3FmQkH
terlepas dari pembinaan dan kemampuan yang dimiliki siswa. Sebab, untuk
menjadi siswa yang memiliki minat dan bakat, tentunya harus mampu melihat
minat dan bakat pada diri siswa tersebut. Oleh karena itu, kita harus dapat
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat dan bakat siswa, yaitu:
a. Faktor intern
1) Faktor kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap
minat dan bakat siswa, bila seseorang kesehatannya terganggu
misalkan sakit pilek, demam, pusing, batuk dan sebagainya, dapat
mengakibatkan cepat lelah, tidak bergairah dan tidak bersemangat
untuk melakukan aktivitas. Demikian halnya jika kesehatan rohani (Jiwa) seseorang kurang baik, misalnya mengalami perasaan kecewa
karena putus cinta atau sebab lainnya, ini bisa mengganggu atau
mengurangi semangat. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat
penting bagi setiap orang, baik fisik maupun mental, agar badan tetap
kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan
kegiatan belajar.
2) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat tubuh seperti buta, tuli, patah
kaki, lumpuh dan sebagainya bisa mempengaruhi minat, siswa yang
cacat minat dan bakatnya juga terganggu. Sebenarnya jika hal ini
terjadi hendaknya anak atau siswa tersebut dilembagakan pendidikan
khusus supaya dapat menghindari atau mengurangi kecacatannya itu.
3) Faktor psikologis
- Perhatian
Untuk mencapai hasil minat dan bakat yang baik, maka siswa
harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya,
jika bahan atau materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa,
maka minat dan bakat yang timbul pun akan rendah, jika begitu
akan timbul kebosanan, siswa tidak bergairah, dan bisa jadi siswa
tidak lagi suka dengan bahan yang dipelajarinya. Agar siswa
berminat dan berbakat, usahakanlah bahan atau materi pelajaran
selalu menarik perhatian, salah satunya usaha tersebut adalah
dengan menggunakan variasi gaya mengajar yang sesuai dan tepat
dengan materi pelajaran.
- Kesiapan
Kesiapan menurut James Drever adalah, Prepanednesto Respond
or Reach. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan response
atau bereaksi kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti
kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu
diperhatikan dalam proses belajar mengajar, seperti halnya jika
kita mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang baru duduk di
bangku sekolah menengah, anak tersebut tidak akan mampu
memahami atau menerimanya. Ini disebabkan pertumbuhan
mentalnya belum matang untuk menerima pelajaran tersebut. Jadi
menganjurkan sesuatu itu berhasil jika tarif pertumbuhan pribadi
telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya
telah matang untuk menerima karena jika siswa atau anak yang
belajar itu sudah ada kesiapan, maka hasil minat dan bakatnya
itupun akan lebih baik dari pada anak yang belum ada kesiapan.
- Bakat atau intelegensi
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan
misalkan orang berbakat menyanyi, suara, nada lagunya terdengar lebih merdu disbanding dengan orang yang tidak berbakat
menyanyi. Bakat bias mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran
yang dipelajari siswa sesuai dengan bakat, maka siswa akan
berminat terhadap pelajaran tersebut, begitu juga intelegensi, orang
yang memiliki intelegensi (IQ) tinggi, umumnya mudah belajar
dan hasilnyapun cenderung baik, sebaliknya jika seseorang yang
“IQ” nya rendah akan mengalami kesukaran dalam belajar. Jadi
kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap minat
belajar dan keberhasilan belajar. Bila seseorang memiliki
intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari,
maka proses belajarnya akan lancar dan sukses disbanding dengan
orang yang memiliki “IQ” rendah dan berbakat, kedua aspek
tersebut hendaknya seimbang, agar tercapai tujuan yang hendak
dicapai.
b. Faktor ekstern
1) Faktor keluarga
Minat dan bakat siswa bisa dipengaruhi oleh keluarga seperti cara
orang tua mendidik, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga.
Akan diuraikan sebagai berikut:
a) Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya
terhadap belajar anak. Hal ini dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo yang menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang
pertama dan utama. Jika orang tua tidak memperhatikan
pendidikan anaknya (acuh tak acuh terhadap belajar anaknya)
seperti tidak mengatur waktu belajar, tidak melengkapi alat
belajarnya dan tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau
tidak, semua ini berpengaruh pada semangat belajar anaknya, bias
jadi anaknya tersebut malas dan tidak bersemangat belajar. Hasil
yang didapatkannya pun tidak memuaskan bahkan mungkin gagal
dalam studinya. Mendidik anak tidak baik jika terlalu dimanjakan
dan juga tidak baik jika mendidik terlalu keras. Untuk itu, perlu
adanya bimbingan dan penyuluhan yang tentunya melibatkan
orang tua, yang sangat berperan penting akan keberhasilan
bimbingan tersebut.
b) Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan adalah situasi atau kejadian-kejadian
yang sering terjadi di dalam keluarga, dimana anak berada dan
belajar. Suasana rumah yang gaduh, ramai dan semrawut tidak
memberi ketenangan kepada anaknya yang belajar. Biasanya ini
terjadi pada keluarga yang besar dan terlalu banyak penghuninya,
suasana rumah yang tegang, ribut, sering cekcok, bias
menyebabkan anak bosan di rumah, dan sulit berkonsentrasi dalam
belajarnya.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2173712-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-minat/#ixzz1wG3FmQkH